Tuesday, April 4, 2017

{Sinopsis} WebSeries - Sore, Istri dari masa depan / 2017 (Eps. 4)



Sore memakaikan sepatu kepada Jo, kemudian dia membangunkan Jo.
"Ayo bangun yo.. Ayo..." Sore mencoba membangunkan Jo.
"Ngapain sih ah?" Jo dengan malas menjawab.
"Kita lari pagi." Sore memaksa Jo untuk bangun.
"Ngapain sih ah?" Jo masih memejamkan matanya dengan posisi duduk.

"Kita lari pagi yuk." Sore masih terus memaksa Jo.
"Kamu gila, aku belum siap ah."
"Kata siapa? Kamu udah siap kok." Jo langsung membuka matanya dan kaget ternyata dia sudah rapi. Siap untuk lari pagi.
"Harus banget nih?" Jo masih malas.

Jo pun terpaksa lari menemani Sore. Awalnya semangat tapi....cuma bertahan beberapa detik saja. Dan langkah kakinya semakin lambat dan akhirnya berhenti. (lucu deh backsound di scene ini). Sore lari kembali ke arah Jo.
"Ayo Jo..." Sore menarik Jo untuk kembali lari lagi.

Akhirnya merekapun sukses berlari sepanjang jalan. Setelah lelah berlari merekapun beristirahat. Duduk dan minum di bangku pinggir jalan.
"Kamu balik ke masa depannya kapan sih?"
"Gak tahu. Kenapa?"
"Capek tau gak."
"Entar kalo aku pulang kamu kangen loh." Sore tersenyum manis kepada Jo.
"Hah? gak salah? Aku tuh sampe sekarang masih bingung tau gak kenapa bisa suka sama cewek kaya kamu."
"Kalo tiba waktunya kamu pasti tau kok."
"Ini ampe kamu pulang tiap hari kaya gini? Serius nih?"
"Hmm lari 20 menit sehari."
"Hah gak ada yang lain apa yah?" Jo lemas mendengar jawaban Sore.

Mereka sudah di restoran. LAgi-lagi menu makan Jo hanya salad, sedangkan Sore enak-enaknya makan daging. Tentu saja itu membuat Jo tak selera untuk menyentuh makanannya.
"Makan." Sore berusaha memaksa Jo.
"Kok mesennya gini mulu sih?" Jo rasanya sudah tidak sanggup hanya makan sayuran.
"Cobain boleh yah." Jo coba memelas Sore. Tapi Sore tetap teguh tidak mau membiarkan Jo makan daging.
"Kan aku suami kamu masa bagi dikit aja gak boleh, aku mesen sendiri juga gak boleh. Yah... Pokoknya aku mau." Jo tetap memaksa dan akan mengambil makanan Sore. Tapi Sore langsung ngambek dan mengakhiri makannya. Merasa tak enak hati akhirnya Jo mengalah. Sorepun tersenyum kembali.
"Liat sunset yuk." ajak Sore.

Mereka berjalan jauh sekali. Dan uwooowww kita disuguhkan pemandangan yang sangat indah. Pegunungan, bukit, laut, matahari terbenam. Indah...
Saat berjalan kaki mereka melakukan percakapan.
"Kenapa?" tanya Sore
"Gak tau yah... yakin aja sama badan sendiri kalo sehat-sehat aja." jawab Jo
"Kamu kan suka begadang."
"Ya tapi kan gak sakit."
"Tau penyakitnya gak ketauan."

Mereka menaiki bukit. Sore agak susah untuk menaikinya. Melihat itu Jo langsung mengulurkan tangannya untuk membantu Sore dan saling bergenggaman tangan. Duh perhatiannya. Dan merekapun sampai di puncak bukit. Matahari terlihat begitu indah. Belum lama mereka sampai. Ponsel Jo berdering.
"Jo its Sore with you?" tanya Carlo
"Yes she is here."
"What ever I say please don't turn back."
"Hi Carlo." Jo tidak mengindahkan perintah Carlo. Ia malah dengan mudah melihat Carlo.
"Yea okay."
"Sore tunggu disini."
Sore mengikuti Jo menemui Carlo. Kemudian setelah mereka berjumpa ternyata Elsa juga berada disana.

"Jo, you have to leave her. She's a liar, how can you even believe such a stuppid thing. Okay, just because she know Carlo his stuppid secret and that she knows about the mole your butthole. It's didn't mean she's from the future guys come on even i know that. Okay did she ask you for anything clothes, jewelry, anything"
"Yes, some clothes and some food, and she only asked me for a trip."
"And she say she's your wife from the future?"
"Yes."
"Did you kiss her? Did you sleep with her?"
"I asked her but she didn't want it for the reason."
"Okay guys, think, a stranger comes into your house she say she's your wife from the future she asked for a free trip and than refuses to fuck you? Okay think of it this way, would Jonathan from the future allow his wife to go time treveling?" Elsa kemudian melirik Sore. "Sore what the Jonathan say when you said you wanted to go time traveling? Did he allow you what i say " Elsa bertanya tegas pada Sore. Karena Sore hanya menunduk dan tidak menjawab apa-apa Jo jadi khawatir.

"Sore, bilang apa?" Jo mencoba meminta jawaban dari Sore. Sore tetap diam saja.
"See." Elsa semakin yakin akan dugaannya.
"Sore tolong jawab, Sore." Jo memaksa Sore, tapi lagi-lagi Sore hanya diam membeku. Tak ada satu patah katapun yang keluar dari bibirnya.
"Okay come on guys." Elsa meminta Carlo dan Jo untuk pergi meninggalkan Sore.
Jo merasa kecewa kenapa Sore tidak menjawab pertanyaan Elsa. Dia agak ragu untuk meninggalkan Sore. Namun, Sore pun tidak memberikan jawaban apapun padanya. Jadi Jo dengan terpaksa meninggalkan Sore sendirian. Sore sedih dengan keputusan Jo yang meninggalkannya. Ia hanya bisa tertunduk dan menangis sendirian.


(to be continue...)





{Sinopsis} WebSeries - Sore, Istri dari masa depan / 2017 (Eps. 3)


Jo menggendong Sore sepanjang jalan. Meskipun ia kesusahan ia tetap saja tidak menurunkan Sore dalam gendongannya. Saat sampai di sebuah turunan Jo bertemu dengan Carlo.
"Jo, what are you doing in the street, walking around in the street in teh morning with a drank women?" Carlo bingung melihat Jo yang menggendong seorang wanita. (Sejujurnya setiap Carlo ngomong aku gak terlalu kedengeran dia ngomong apa huhuhu, beda sama inggrisnya Jo atau Elsa, atau memang karena bahasa inggrisku tidak terlalu bagus kali haha)
"Stop it Carlo just end it now."
"Jo, i swear to God, this not me."
"Okay, she know about me, about my life."
"I don't know, maybe she said the truth."
"So you believe she came from the future? And she is my wife?"
"Yes, should many crazy thing something badday the day."
"Gila lu."
"Gila? What Gila?"

Tiba- tiba Sore terbangun dan langsung menyapa Carlo. "Hi Carlo."
"Hi.. You know me?"
"Yes sure.. Hey Carlo you should try your scopting skill one again, stop doing stuppid casting in film industry."
"Jo, she's really real. She's really from the future."
"No no no.." Jo tetap tidak mau mengakui Sore dari masa depan. Jo kemudian menurunkan SOre yang masih setengah sadar itu.
"Now, tell me one secret that only know by me." ujar Jo pada Sore dengan tetap memapahnya.
"Know by you. Hmmm... Oh you have a mole quite big in your butthole."
Mendengar itu Carlo langsung mengejek kenyataan yang baru dia dengar itu. Jo langsung malu dan menggendong Sore lagi serta kembali berjalan meninggalkan Carlo.

Dengan tetap menggendong Sore. Jo bertanya.
"Kita punya anak gak?"
"Punya, Fajar."
"Namanya Fajar?"
"Heeh."
"Mirip siapa?"
"Ya mirip kamu lah...... idungnya aja sih." Jo tersenyum mendengarnya.
"Sore waktu kita nikah, papaku dateng gak?" Sore tidak menjawab apapun. Tapi dia mengelus-elus dada Jo serasa memiliki arti, udah yah jangan sedih.
"Engga yah?" tebak Jo coba mengartikan elusan Sore.
"Terus kalo kamu disini, kamu yang sekarang dimana?"
"Di Jakarta, aku kerja jadi fashion designer. Akhir bulan ini kamu harus balik yah. Kenalan, deketin aku, harus berani yah, nanti aku ajarin deh caranya."
(Sumpah ceritanya so sweet abis. Jo terus menggendong Sore sepanjang jalan. Ntah itu turunan ataupun tanjakan.)

Sore keluar dari ruang ganti dengan memakai baju yang berbeda. Terlihat lebih casual. Jo terkesima melihatnya. Mereka lalu keluar dari toko dengan membawa banyak belanjaan.

Sore mencoba banyak makanan tapi ia selalu tidak menghabiskannya dan malah memberikannya pada Jo. Jo bingung tapi ia tetap menerimanya. Saat tengah berjalan kaki, Sore tiba-tiba jongkok di depan Jo. Ternyata dia mengikatkan tali sepatu Jo yang terlepas. Jo langsung terkesima sekali lagi.

Malamnya setelah Sore berganti baju tidur, entah apa yang dipikirkan Jo tapi dia menatap lama ke arah Sore.
"Kenapa?" Sore menyadari apa yang Jo lakukan.
"Gak apa-apa." Jo langsung melanjutkan pekerjaannya.
"Kerjanya gak bisa besok pagi aja? Besok gak usah jalan pagi deh." Sore menghampiri Jo ke kasur.
"Ya gak bisa, kerja itu enaknya malem."
"Udah pernah kerja pagi-pagi banget belum?"
"Sampe pagi sih sering."
"Ya beda... Coba deh." Jo tidak menghiraukan saran dari Sore

"Udah yah, sekarang sikat gigi terus siap-siap tidur." Akhirnya Sore mendekati Jo dan menutup laptopnya seraya mengusap-usap pundak Jo. Sepertinya Jo salah paham dengan maksud tindakan Sore hehe. Sepertinya ia berpikiran yang lain. Akhirnya Jo pun jadi setuju. Lucu deh liat gelagatnya Jo kali ini. Muka-muka mupeng. Saking senangnya sampai Jo tidak sengaja menyenggol Sore.
Jo langsung pergi ke kamar mandi untuk menggosok gigi. Dia menggosok gigi dengan semangat. Setelah selesai, ia melihat shower, dan dia mandi. Sedangkan Sore kaget mendengar suara shower menyala.
"Jo... kamu mandi?" tanya Sore.

Karena terlalu lama, Sore jadi ketiduran. Setelah selesai mandi, Jo duduk di dekat Sore. Sorepun terbangun.
"Sore, kita kan suami istri."
"Heeh."
"Boleh gak kalo kita..." Jo agak menunduk dan malu untuk melanjutkan kalimatnya
"Yah buat aku sih gak apa-apa, toh kamu juga orang yang sama." Karena merasa Sore mengijinkan Jo langsung mendekatkan kepalanya ke Sore. "Tapi buat kamu apa-apa loh. Aku masih inget malam pertama kita. Bener-bener pertama kali. Sama-sama canggung dan menyenangkan. Jadi gimana menurut kamu?" Lanjut Sore.

Mendengar kalimat Sore. Jo langsung tiduran di kasur sebelah Sore. Jo berkata "Iya gak jadi."
"Itu kenapa aku bisa suka sama kamu." Jawab Sore.

Awww Sweet moment. Mupeeenggggg. 
(to be continue...)



{Sinopsis} WebSeries - Sore, Istri dari masa depan / 2017 (Eps. 2)


Setelah Jo tidak menemukan Elsa, Jo berjalan selalu diikuti oleh Sore. Kemanapun dia melangkah, Sore selalu ada di belakangnya. Sampai akhirnya Jo merasa kesal.
"Kamu nih apa sih?" bentak Jo pada Sore.
"Ya... masih marah soal Elsa yah? Kan memang seharusnya kalian putus. Bukannya kamu gak seneng yah cara dia perlakuin ke papa nya?"
"Sebenernya kamu itu siapa sih?" Jo tak habis pikir mengapa Sore begitu tahu banyak tentang dirinya.
"Istri kamu."
"I..iya dari masa depan."
"Heem."
"Yaudah dari masa depan terus ngapain ke sini?" Jo merasa kesal dengan jawaban dari Sore
"Hmm kamu tuh dari dulu pernah cerita kalo kamu pernah tinggal di Itali tapi kamu belum pernah bawa aku ke sini."
"Yaudah.. sekarang udah di Itali kan terus ngapain ngikutin aku, kamu jalan sendiri kek."
"Mungkin kamu mau nemenin."
"Haahhhhh" Jo hanya bias mendesah panjang. (Btw di scene ini kita disajikan keindahan musik jalanan Itali loh, jadi enak deh mereka marahan tapi ada backsoundnya hehe)

Jo kemudian menaiki bis dan lagi-lagi dia diikuti oleh Sore. Sore duduk dua kursi dibelakang Jo. Jo merasa sangat tidak nyaman Sore berada di sekitarnya. Bis itu melakukan perjalanan. Keindahan panorama Itali dan jalanan-jalanan khas Itali sungguh memanjakan mata. Merekapun sampai di depan rumah Jo. Sebelum masuk rumah Jo menoleh ke arah Sore.
"Hari ini cukup yah. Kalo kamu masih ngikutin aku, aku telpon polisi." Jo kemudian masuk ke dalam rumahnya. Sedangkan Sore hanya bisa diam mendengar ancaman Jo.

Setelah berada di dalam rumah, Jo sedikit merasa tak enak hati kepada Sore, tapi dia tak mau memikirkannya lagi, Jopun membaringkan tubuhnya di kasur. Tapi tak lama kemudian dia berjalan menuju teras dan mengecek keberadaan Sore.

Sore tengah duduk manis di pinggiran pagar jalan depan rumah Jo. Ketika Sore menyadari Jo tengah melihatnya. Dia buru-buru berdiri dan tersenyum mengatakan hai pada Jo. Jo masih dingin menanggapinya. Ia bahkan langsung masuk lagi ke dalam rumah.

Malamnya Jo merasa tak bisa nyenyak tidur. Iapun kembali melihat Sore dari teras rumahnya. Sore sedang berdiri membelakangi Jo. Jopun masuk lagi ke dalam rumah. Saat pagi hari Jo lagi-lagi mengecek keadaan Sore. Kali ini Sore sedang duduk lesu dan tampak menguap. Jo terlihat bingung. (ciyee yang mulai perhatian hehe)

Jo pun pergi menemui Sore. "Mau kamu apa sih?" tanya Jo. Tapi belum sempat Sore menjawab. Perutnya malah lebih dulu berbunyi.


Dan jadilah mereka berada di tempat makan. Saat pelayan datang. Jo memesan serloin medium. Tapi Sore melarangnya. Dia menyuruh pelayan untuk membawakan dua salad dan garlic breakfast. Jo merasa bingung tapi dia tak terlalu menghiraukannya.


"Kalopun kamu bener dari masa depan, aku tuh gak mungkin nikah sama cewek kaya kamu."
"Yes you will." jawab Sore penuh senyum
"Kita kapan nikahnya?" Jo makin gak percaya
"Mmm kira-kira dua tahun dari sekarang dan itu tergantung sih si Benny jadi buka kedai kopinya di Jakarta akhir bulan ini atau engga dan itu juga kalo kamu pulang."
"Cindy gimana kabarnya?" Jo mencoba menjebak Sore
"Cindy?"
"Iya adik aku."
"Kamu gak punya adek."
"Kalo mama gimana?"
"Mamaku atau mamamu?"
"Mamaku."
"Oh Mama Wulan, baik sehat seperti biasa masih ngajakin temen-temennya yoga di rumah dan kamu tetep gak mau ikut."
Tiba-tiba Jo melihat hidung Sore berdarah. Dia memberi tahu Sore. Sore otomatis langsung menutup hidungnya.
"Sorry, mereka memang bilang memang ada efek sampingnya sih. Mmm Jo kalo ada sesuatu terjadi sama aku jangan dibawa ke rumah sakit yah, nanti urusannya bisa panjang." Sore mencoba menjelaskan. "Aku gak apa-apa ya. Toilet dimana yah?"
"Di sana." Jo menunjukan arah toilet.

Sore berdiri dan berjalan menuju arah yang Jo tunjukkan. Tapi belum jauh langkah Sore, ia malah jatuh pingsan. Jo spontan langsung mencoba membangunkan tubuh Sore. Dia memastikan kepada pengunjung restoran yang lain bahwa gadis ini tidak apa-apa.
Akhirnya Jo pun harus menggendong Sore dibelakang punggungnya sepanjang jalan.


(to be continue...)