Jo menggendong Sore sepanjang jalan. Meskipun ia kesusahan ia tetap saja tidak menurunkan Sore dalam gendongannya. Saat sampai di sebuah turunan Jo bertemu dengan Carlo.
"Jo, what are you doing in the street, walking around in the street in teh morning with a drank women?" Carlo bingung melihat Jo yang menggendong seorang wanita. (Sejujurnya setiap Carlo ngomong aku gak terlalu kedengeran dia ngomong apa huhuhu, beda sama inggrisnya Jo atau Elsa, atau memang karena bahasa inggrisku tidak terlalu bagus kali haha)
"Stop it Carlo just end it now."
"Jo, i swear to God, this not me."
"Okay, she know about me, about my life."
"I don't know, maybe she said the truth."
"So you believe she came from the future? And she is my wife?"
"Yes, should many crazy thing something badday the day."
"Gila lu."
"Gila? What Gila?"
Tiba- tiba Sore terbangun dan langsung menyapa Carlo. "Hi Carlo."
"Hi.. You know me?"
"Yes sure.. Hey Carlo you should try your scopting skill one again, stop doing stuppid casting in film industry."
"Jo, she's really real. She's really from the future."
"No no no.." Jo tetap tidak mau mengakui Sore dari masa depan. Jo kemudian menurunkan SOre yang masih setengah sadar itu.
"Now, tell me one secret that only know by me." ujar Jo pada Sore dengan tetap memapahnya.
"Know by you. Hmmm... Oh you have a mole quite big in your butthole."
Mendengar itu Carlo langsung mengejek kenyataan yang baru dia dengar itu. Jo langsung malu dan menggendong Sore lagi serta kembali berjalan meninggalkan Carlo.
Dengan tetap menggendong Sore. Jo bertanya.
"Kita punya anak gak?"
"Punya, Fajar."
"Namanya Fajar?"
"Heeh."
"Mirip siapa?"
"Ya mirip kamu lah...... idungnya aja sih." Jo tersenyum mendengarnya.
"Sore waktu kita nikah, papaku dateng gak?" Sore tidak menjawab apapun. Tapi dia mengelus-elus dada Jo serasa memiliki arti, udah yah jangan sedih.
"Engga yah?" tebak Jo coba mengartikan elusan Sore.
"Terus kalo kamu disini, kamu yang sekarang dimana?"
"Di Jakarta, aku kerja jadi fashion designer. Akhir bulan ini kamu harus balik yah. Kenalan, deketin aku, harus berani yah, nanti aku ajarin deh caranya."
(Sumpah ceritanya so sweet abis. Jo terus menggendong Sore sepanjang jalan. Ntah itu turunan ataupun tanjakan.)
Sore keluar dari ruang ganti dengan memakai baju yang berbeda. Terlihat lebih casual. Jo terkesima melihatnya. Mereka lalu keluar dari toko dengan membawa banyak belanjaan.
Sore mencoba banyak makanan tapi ia selalu tidak menghabiskannya dan malah memberikannya pada Jo. Jo bingung tapi ia tetap menerimanya. Saat tengah berjalan kaki, Sore tiba-tiba jongkok di depan Jo. Ternyata dia mengikatkan tali sepatu Jo yang terlepas. Jo langsung terkesima sekali lagi.
Malamnya setelah Sore berganti baju tidur, entah apa yang dipikirkan Jo tapi dia menatap lama ke arah Sore.
"Kenapa?" Sore menyadari apa yang Jo lakukan.
"Gak apa-apa." Jo langsung melanjutkan pekerjaannya.
"Kerjanya gak bisa besok pagi aja? Besok gak usah jalan pagi deh." Sore menghampiri Jo ke kasur.
"Ya gak bisa, kerja itu enaknya malem."
"Udah pernah kerja pagi-pagi banget belum?"
"Sampe pagi sih sering."
"Ya beda... Coba deh." Jo tidak menghiraukan saran dari Sore
"Udah yah, sekarang sikat gigi terus siap-siap tidur." Akhirnya Sore mendekati Jo dan menutup laptopnya seraya mengusap-usap pundak Jo. Sepertinya Jo salah paham dengan maksud tindakan Sore hehe. Sepertinya ia berpikiran yang lain. Akhirnya Jo pun jadi setuju. Lucu deh liat gelagatnya Jo kali ini. Muka-muka mupeng. Saking senangnya sampai Jo tidak sengaja menyenggol Sore.
Jo langsung pergi ke kamar mandi untuk menggosok gigi. Dia menggosok gigi dengan semangat. Setelah selesai, ia melihat shower, dan dia mandi. Sedangkan Sore kaget mendengar suara shower menyala.
"Jo... kamu mandi?" tanya Sore.
Karena terlalu lama, Sore jadi ketiduran. Setelah selesai mandi, Jo duduk di dekat Sore. Sorepun terbangun.
"Sore, kita kan suami istri."
"Heeh."
"Boleh gak kalo kita..." Jo agak menunduk dan malu untuk melanjutkan kalimatnya
"Yah buat aku sih gak apa-apa, toh kamu juga orang yang sama." Karena merasa Sore mengijinkan Jo langsung mendekatkan kepalanya ke Sore. "Tapi buat kamu apa-apa loh. Aku masih inget malam pertama kita. Bener-bener pertama kali. Sama-sama canggung dan menyenangkan. Jadi gimana menurut kamu?" Lanjut Sore.
Mendengar kalimat Sore. Jo langsung tiduran di kasur sebelah Sore. Jo berkata "Iya gak jadi."
"Itu kenapa aku bisa suka sama kamu." Jawab Sore.
Awww Sweet moment. Mupeeenggggg.
(to be continue...)
No comments:
Post a Comment