Monday, April 3, 2017

{Sinopsis} JMovie - Love Letter / 1995 (Part 1)


Judul : Love Letter
Genre : Romance
Cast :
Itsuki Fujii, Hiroko Watanabe = Miho Nakayama
Itsuki Fujii (young) = Takashi Kashiwabara
Itsuki Fujii (young) = Miki Sakai
Shigeru Akiba = Etsushi Toyokawa

Recap yang pertama saya pilih film yang berasal dari Jepang. Salah satu film yang saya suka. Semoga kalian tertarik untuk nontonnya juga yah.

Seorang wanita terbujur kaku di atas gurun salju. Dinginnya angin musim dingin menerpa. Kemudian tak lama ia menarik napas seakan dari tadi ia menahannya seraya membuka mata perlahan. Ia kemudian berdiri dan membersihkan salju-salju yang menempel pada mantel yang sedang ia pakai. Ia menonggak keatas langit dan memejamkan mata lagi sebentar. Lalu ia berjalan di tengah gurun yang dalam.



Kobe, Jepang.
Di sebuah pemakaman, seorang pria sedang membaca pembukaan dalam sebuah upacara peringatan kematian anaknya, "sudah 2th lamanya sejak putra kami, Itsuki, meninggal."
Setelah upacara selesai, wanita tadi berdoa di depan batu nisan Fuji Itsuki. Kemudian ada yang memanggilnya. "Hiroko." Wanita itu bernama Hiroko Watanabe (Miho Nakayama).

Setelah selesai berbincang-bincang dengan teman Itsuki, Hiroko pulang terlebih dahulu. Saat Hiroko menyalakan mobilnya, ayah Itsuki meminta Hiroko untuk mengantarkan Ibunya Itsuki untuk pulang duluan karena merasa pusing. Setelah ayah Itsuki menjauh, ibu Itsuki berkata bahwa dia hanya berpura-pura pusing agar cepat pulang tidak usah ikut minum-minum dengan tamu yang lainnya.


Sesampainya di rumah Itsuki, Hiroko diantar ke kamar Itsuki oleh ibu Itsuki. Mereka kemudian berkeliling kamar. Ibu Itsuki menemukan buku tahunan SMP Itsuki kemudian ia mengajak Hiroko untuk melihatnya.
"Kalian pernah tinggal di Otaru?" tanya Hiroko setelah melihat nama SMP Itsuki.
"Ya."
"Di Otaru daerah mana?"
"Rumah kami tidak ada lagi. Mereka membangun jalan raya di atasnya."
"Sayang sekali."


Hiroko membuka-buka buku tahunan tersebut. Kemudian Ibu Itsuki menunjuk salah satu foto lelaki.
"Lihat ini. Ini dia. Dia pindah sebelum kelulusan."
"Dia terlihat sama dengan yang dulu."


Ibu Itsuki berjalan keluar kamar untuk mengambil kue. Setelah ditinggal sendirian, Hiroko membuka-buka buku tahunan itu kemudian mencari alamat Itsuki dulu.
"Fuji Itsuki, Fuji Itsuki, Fuji Itsuki." Hiroko mencari nama Itsuki di daftar alamat.


Setelah menemukannya, Hiroko terpikirkan sesuatu kemudian ia langsung berdiri dan mencari sesuatu. Akhirnya ia menemukan sebuah pulpen dan mulai menuliskan alamat Itsuki yang dulu di pergelangan tangannya.


Otaru, jauh dari Kobe.

Seorang wanita menutupi tubuhnya dengan selimut tebal dan mulutnya dengan masker, ia terbatuk-batuk. Ada sebuah suara dari depan rumahnya. Dengan malas wanita itu berjalan gontai keluar rumah. Petugas pos datang mengantarkan surat. Tepat saat wanita itu keluar dari pintu rumahnya. Petugas kemudian menyapanya. "Ada apa, Itsuki?" Wanita itu bernama Fuji Itsuki (Miho Nakayama).[ya mereka memang pemain yang sama, hehehe awal nonton aku bingung, kenapa mukanya sama tapi tingkah lakunya beda, ternyata meranin orang yang berbeda. Hiroko itu menawan dan elegan sedangkan Itsuki lebih ke apa adanya.]



Petugas pos mencoba mendekati Itsuki tapi Itsuki malah melarangnya dengan menghadapkan kedua tangannya ke depan petugas pos. Otomatis petugas pos jalna mundur dan keluar dari pagar rumah. Itsuki kemudian dengan cepat menutup pagar rumahnya yang setinggi perut.  "Aku pilek" Itsuki coba menjelaskan keadaannya.
"Ngomong-ngomong aku punya tiket film. Ayo kita pergi menontonnya. Bagaimana kalau hari Sabtu?"
"Tidak."
"Bagaimana kalau hari minggu?"


Itsuki bersin dan berkata "dingin sekali" seraya pergi meninggalkan petugas pos dan dengan sengaja mengabaikan ajakan petugas pos. Karena berlari-lari menuju rumah. Salah satu suratnya terjatuh. Sehingga petugas pos mengambilnya dan mengetuk-ngetuk pintu Itsuki.
"Apa?"
"Ini... kau menjatuhkan ini. Love letter?"


Itsuki langsung merebut suratnya dan menutup pintunya kembali.

Setelah berada di dalam rumah Itsuki melihat satu persatu surat yang diterimanya. Ada salah satu surat dari pengirim yang dia tidak kenali. "Wa-ta-na-be Hi-ro-ko?"

Itsuki kemudian membuka surat itu dan membacanya. "Fujii Itsuki yang tersayang, bagaimana kabarmu? Aku baik-baik saja. Watanabe Hiroko" Itsuki tidak mengerti siapa Hiroko ini dan bagaimana dia bisa tau tentang Itsuki. Batuk Itsuki semakin menjadi-jadi.


Saat makan malam, Itsuki menceritakan kepada ibunya bahwa dia mendapatkan surat dari seseorang yang tidak dia kenal. Kemudian dia mengambil obat untuk ia minum. Ibunya protes karena Itsuki belum juga pergi ke dokter mengobati sakit flu nya. Tak lama Itsuki bersin-bersin dan meminta tisu pada ibunya.
Malamnya Itsuki masih juga memikirkan siapa itu Watanabe Hiroko, dia merasa tidak mempunyai teman dengan nama itu dan tidak mempunyai teman di Kobe. Karena merasa frustasi sendiri, akhirnya ia menulis surat balasan kepada Hiroko.
"Watanabe Hiroko yang terhormat. Aku sebenarnya baik-baik saja tapi sekarang aku pilek." Itsuki geli sendiri membaca surat balasan yang ia buat. Batuk Itsuki semakin sering. Ia merasa kewalahan sendiri karena batuknya.


"Fujii Itsuki yang terhormat. Bagaimana dengan pilekmu? Cobalah pil ini dan semoga cepat sembuh. Watanabe Hiroko." Itsuki membaca surat balasan dari Hiroko. Dan di dalam surat itu terdapat beberapa buah serbuk obat. Saat ia membuka salah satu bungkusan obat itu. Serbuknya membuat hidungnya gatal dan diapun jadi bersin membuat serbuk itu berterbangan.
Itsuki sudah berada di tempat ia kerja. Ia bekerja di sebagai penjaga perpustakaan. Karena bersin-bersin menjadikan pengunjung perpustakaan merasa risih terhadapnya.
Sedangkan Hiroko sedang berada di tempat kerja Shigeru Akiba (Etsushi Toyokawa), sahabat dari Itsuki.

"Sesuatu yang bagus terjadi? Aku bisa melihatnya di wajahmu." ujar Akiba
"Benarkah?" tanya Hiroko seraya tersenyum manis
"Ketika aku pergi ke rumahnya (Itsuki), ibunya memperlihatkan buku tahunannya. Buku tahunan SMP nya saat dia tinggal di Otaru. Ada daftar alamat di halaman terakhir buku. Aku menemukan alamatnya disana."
"Aku yakin pasti ada disana."
"Tapi rumahnya sudah tidak ada lagi. Jalan raya yang ada di atasnya sekarang. Itu berarti alamatnya sudah tidak ada lagi. Benar?"
"Iya pasti begitu."
"Coba tebak, aku menulis surat dan mengirimkannya ke alamat itu. Aku bermaksud mengirimkan surat itu untuknya. Menuliskannya ke surga. Tapi, tebak apa yang terjadi? Aku mendapat balasan."
"Dari surga?"
"Iya." Hiroko menunjukan surat balasan dari Itsuki kepada Akiba sambil tersenyum.
Akiba bingung bagaimana bisa. Dia kemudian membaca isi suratnya. Akiba yakin kalau yang membalas hanyalah orang iseng saja. Hiroko juga berpikir seperti itu. Tapi balasan surat ini membuat Hiroko senang. Akiba berkata itu karena kamu masih tidak dapat melupakan Fujii. Ternyata Hiroko berpacaran dengan Akiba sekarang.

Sorenya, Itsuki mengambil surat dari kotak surat rumahnya. "Fujii Itsuki yang terhormat. Dalam perjalanan pulang hari ini. Aku melihat bunga sakura yang siap mekar. Musim semi sepertinya tidak lama lagi. Watanabe Hiroko." Setelah teman kerja Itsuki membaca surat itu dia bilang kalau Hiroko itu gila. Surat itu aneh menurut teman kerjanya. Itsuki juga berpikiran yang sama. Itsuki kemudian bingung apa yang harus dia lakukan karena ia merasa takut.



"Watanabe Hiroko yang terhormat. Siapa dirimu sebenarnya? Tolong beritahu aku yang sebenarnya." Akiba yang membaca suratnya merasa aneh dan kesal karena orang yang membalaslah yang coba meniru-niru Fujii tapi malah dia yang bertanya ini siapa. Akiba bingung kenapa bisa suratnya bisa sampai. Bukankah rumahnya sudah jadi jalan raya? Mereka tidak mengerti sebenarnya apa yang sedang terjadi. Akiba kemudian memberikan sebuah asumsi bahwa petugas pos tidak akan mengirimkan surat pada alamat yang sama namun dengan nama berbeda. Petugas pos selalu mendahulukan nama. Berarti bisa saja dia benar-benar Fujii Itsuki. Tapi Akiba sendiri merasa sulit percaya dengan asumsi yang dia buat. Hiroko tetap merasa bahwa Itsuki lah yang menulisnya dan dia merasa itu sangat romantis jadi ia meminta untuk membiarkannya saja, namun Akiba tidak setuju dengan tanggapan Hiroko. Akiba tetap bersikeras untuk mencari tahu kebenarannya.

"Jika kau Fujii Itsuki yang sebenarnya tolong perlihatkan buktinya padaku." Teman Itsuki merasa Hiroko keterlaluan dengan meragukan identitas Itsuki. Dia yang duluan menuliskan surat tapi dia yang meragukan Itsuki. Kemudian teman Itsuki menyarankan untuk mengirimkan bukti agar Hiroko percaya. Itsuki menolaknya, dia pikir untuk apa ia bersusah payah membuktikannya lagipula ia sudah memutuskan untuk berhenti terlibat dalam omong kosong ini lagi. Dan pada akhirnya Itsuki membuat salinan kartu SIM nya hehehe dasar yah.




Akiba merasa takjub bahwa benar-benar ada lagi orang yang bernama Fujii Itsuki tetapi dia seorang perempuan. Akiba berkata bahwa dialah yang mengirim surat kepada Itsuki dan memintanya untuk membuktikan diri apabila dia memanglah benar Itsuki. Akiba kemudian mengajak Hiroko untuk pergi ke Otaru, dia mempunyai teman yang akan melakukan pameran disana. Ini kesempatan yang baik bagi mereka untuk sekaligus mengungkapkan jati diri Itsuki yang sebenarnya.

Hiroko merasa kecewa mendengarnya. Ini bukanlah yang Hiroko inginkan. Dan semuanya jadi berakhir. Hiroko kemudian memperlihatkan isi surat dari Itsuki yang mengatakan jangan pernah mengirim surat untuknya lagi. Hiroko merasa bersalah dan berkata semoga dia segera sembuh. Semoga dia meminum pilnya. Hiroko ingin sekali mempercayai bahwa itu surat memanglah dari Itsuki (lelaki). Akiba menjadi kesal karena mana mungkin Itsuki (lelaki) bisa menulis surat. Dia berpikir Hiroko sangat kejam. Dulu saat mereka pertama bertemu. Sebernarnya Akiba yang akan mengajak Hiroko berpacaran. Dia tak menyangka Itsuki akan melakukannya lebih dulu. Padahal Itsuki sebelumnya tidak pernah tertarik dengan perempuan.
Hiroko dan Akiba tiba di Otaru. Mereka menemui teman Akiba. Kemudian Akiba menanyakan apakah temannya itu mengenal Itsuki. Dan ternyata salah satu pekerja temannya Akiba mengenal Itsuki. Dia mengaku pernah satu sekolah dengan Itsuki. Dia kemudian mengantarkan Hiroko dan Akiba ke tempat yang dulu merupakan rumah dari Itsuki dan sekarang sudah menjadi jalan raya.


Sementara itu, paman Itsuki datang menjemput ibu Itsuki untuk melihat flat baru yang akan mereka tinggali. Sakit Itsuki tambah parah. Ibu minta Itsuki untuk pergi ke rumah sakit. Itsuki tidak mau pergi ke rumah sakit tapi dia merengek meminta ikut pergi melihat flat baru mereka.

Di mobil mereka membicarakan kakek yang masih tidak setuju untuk menjual rumahnya. Dia lebih memilih mempertahankan rumahnya meskipun rumah itu akan roboh. Mereka juga meminta Itsuki untuk tidak mengabaikan pileknya. Karena ayah Itsuki sendiri dulu meninggal karena ia mengabaikan pilek. Setelah lama mereka melakukan perjalanan akhirnya Itsuki menyadari bahwa ia dibawa ke rumah sakit oleh ibu dan pamannya.


Itsuki tertidur menungggu antrian pemeriksaan. Kemudian tak lama setelah itu ia tiba-tiba melihat beberapa dokter dan suster-suster belarian membawa pasien. Dan ketika dia melihat pasien itu ternyata ayahnya sendiri. Setelah itu ia melihat ibu dan kakeknya memanggil ia untuk segera berlari mengikuti. Itsukipun kemudian berdiri dan berlari sekencang mungkin. Dia membuka pintu, kemudian pintu dibuka oleh gadis muda yang sedang membukakan pintu untuk seorang lelaki muda. 


Saat nama ia dipanggil oleh suster, seperti ada bayangan seorang guru yang memanggil nama ia juga tetapi yang mengangkat tangan tidak hanya gadis muda itu tetapi lelaki muda itu juga mengangkat tangannya. Kemudian Itsuki terbangun dari tidurnya.


Hiroko dan Akiba mencari rumah Itsuki (wanita). Akhirnya mereka melihat papan nama rumah Fujii. Hiroko tidak ingin memastikannya. Tapi Akiba memaksa. Akhirnya Akiba mengetuk pintu, hanya ada kakek di rumah. Akiba bertanya apakah Fujii Itsuki tinggal di rumah ini. Kakek menjawab bahwa Itsuki sedang tidak berada di rumha. Dia mempersilahkan Akiba untuk menunggu di dalam tetapi Akiba menolaknya, ia dan Hiroko akan menanti di luar saja.

Setelah lama menanti Itsuki tak kunjung datang. Hiroko kemudian menulis surat. "Fujii Itsuki yang terhormat. Aku datang ke Otaru untuk menemuimu. Aku menulis surat ini di depan rumahmu. Fujii Itsuki yang kukenal bukanlah dirimu. Aku menyadarinya ketika datang ke sini. Fujii Itsuki-ku adalah seorang pria. Dia adalah tunanganku. Dua tahun lalu, dia.." Sebelum memasukkannya pada kotak surat. Hiroko mencoret kalimat terakhirnya. Lalu melanjutkan "Aku tidak tahu dimana dia sekarang. Aku kadang-kadang memikirkannya. Aku hanya berharap dia baik-baik saja di suatu tempat. Itu sebabnya aku menulis surat itu. Surat itu seharusnya sama sekali tidak terkirim. Aku pasti telah menimbulkan banyak masalah. Aku benar-benar minta maaf. Aku ingin bertemu orang yang memiliki nama yang sama dengan tunanganku. Tapi aku tidak punya keberanian. Hubungan kita satu-satunya adalah korespondensi. Dan mungkin yang terbaik untuk dibiarkan tetap seperti itu." Hiroko mengajak Akiba untuk pergi dan tak usah menunggu lagi.


Di jalan mereka melihat taksi melintas tapi taksi itu tidak mau berhenti. Ternyata di dalam taksi itu adalah Itsuki. Akiba bertanya-tanya mengapa tadi di surat Hiroko berbohong. Tidak mengatakan bahwa Itsuki telah meninggal. Hiroko sendiri tidak mengerti mengapa ia melakukannya, ia hanya merasa bahwa kematian bukan sesuatu yang indah. Akhirnya ada taksi yang melintas lagi. Ternyata taksi yang ditumpangi Itsuki tadi. Sopir taksi itu kemudian menyadari bahwa Hiroko mirip sekali dengan Itsuki penumpang yang baru saja turun dari taksi. Seperti kembar saja.
Setelah Itsuki membaca surat Hiroko. Dia kemudian membalas suratnya. "Watanabe Hiroko yang terhormat. Aku menulis surat yang kasar itu karena aku tidak tahu siapa dirimu, maafkan aku. Untuk menebus kesalahanku, aku punya sedikit informasi.Ketika aku menjadi seorang pelajar SMP. Ada seorang anak laki-laki di kelasku dengan nama yang sama denganku. Fujii Itsuki yang kau sebutkanmungkin anak laki-laki itu."


Besoknya ketika Hiroko dan Akiba berpamitan denga teman Akiba tak sengaja Hiroko melihat Itsuki yang sedang mengirimkan surat ke pos. Ketika berpapasan entah kenapa Hiroko malah menundukkan kepalanya. Namun ketika sedikit jauh Hiroko memberanikan diri untuk memanggil Itsuki.
"Nona Itsuki" teriak Hiroko


Itsuki menghentikan sepedanya dan menoleh ke belakang. Dikarekan terlalu banyak orang yang berlalu-lalang. Itsuki jadi tidka bisa melihat Hiroko. Kemudian ia melanjutkan perjalanannya. Sedangkan Hiroko kaget mengetahui bahwa Itsuki memiliki wajah yang mirip dengannya.


No comments:

Post a Comment